Selasa, 29 November 2011

Adipura Menuju " Healthy City "

Mr. Tenri, dari Adipura Menuju "Healthy City" Ia bukanlah jin. Pun juga bukan manusia "Aladin". Maka wajarlah bila seorang HPA Tenriadjeng (Mr Tenri) butuh waktu untuk mewujudkan mimpi menjadikan Palopo sebagai kota yang sehat (healthy city).... "BAGAIMANA pandangan Anda terhadap Kota Palopo?.

."Sejak masuk dari gerbang kota, sudah terasa lain. Benar-benar bersih dan hijau, Pak. Saya kagum, kalau saja Manado seperti ini...." "Ya, jika Manado sudah dapat seperti Palopo, berarti Adipura sudah di angan...!Kalau Pak Deputi sendiri bagaimana?" "Pak Ilyas benar...! Dan selain soal kebersihannya, secara pribadi kota ini tak dapat kami lupakan. Ini sejarah bagi saya karena bisa makan malam bersama Bung Karno, ha ha ha...."

Penggalan bincang ini direkam Sabtu siang pekan lalu, di sela-sela kunjungan Deputy Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas Kementerian Lingkungan Hidup Isa Kamirsa Adiputra dan Kepala Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional Sulawesi Maluku Papua Ilyas As'ad serta dua peninjau dari Pemkot Manado di lobi Hotel Citra Buana.

"Bung Karno" yang dimaksud Pak Deputy tadi adalah staf Pemkot Palopo yang bertugas di Dinas Koperindag. Ia adalah sahabat Ilyas semasa kecil. Dan dalam kunjungannya di Palopo, Ilyas mengajak Isa memenuhi undangan makan malam dari Karno dengan menu khas Palopo: "kapurung". Sekarang kita tinggalkan soal Karno yang kebetulan menjadi bumbu pelengkap dalam tulisan ini.

Inti dari perbincangan yang sifatnya jauh dari resmi tadi, adalah gambaran betapa besarnya peluang Palopo dalam mempertahankan Piala Adipura tahun ini. Bahkan melalui saya dan Karno, Ilyas menitipkan salam kepada Walikota Palopo HPA Tenriadjeng: "Jika sekiranya kondisi Palopo sekarang dapat dipertahankan, apalagi kalau ditingkatkan, maka dapat dipastikan kota ini akan mempertahankan piala Adipura dengan tanpa catatan.

Salam sama Mr. Tenri (HPA Tenriadjeng)...." Tahun 2006, piala yang merupakan lambang supremasi tertinggi dari negara untuk "kota sedang terbersih" tersebut diraih Palopo setelah sebelumnya memeroleh piagam. *** Geliat Kota Palopo kini bagai tak pernah tidur. Seperti Singapura, juga Kuala Lumpur (Malaysia), ketika sebagian besar penghuninya masih terlelap di penghujung malam, jalan-jalan kota mulai dimandi. Petugas Dinas Kebersihan yang dibantu "pasukan khusus" Kantor Pemadam Kebakaran sudah mulai beraksi, mendandani wajah-wajah Palopo agar kian hari semakin molek. Beberapa tahun silam, Palopo masih jorok. Pusat Niaga Palopo yang merupakan pusat keramaian, misalnya. Di mana-mana penuh sesak dengan pedagang kaki lima (PKL) yang menempati ruas jalan yang berbecek-becek. Bau apek pun menari-nari di depan lubang hidung, di mana-mana. Dan ini masih kadang dianggap kewajaran sebagai "farfum" khas pasar oleh sebagian orang.

Padahal, kondisi seperti ini jelas-jelas sudah tidak sehat. Itu cerita lama. Sekarang, warga sudah dapat berbangga mendengar pengakuan orang luar yang berkunjung ke Palopo. Tanpa tedeng aling-aling, mereka angkat topi. Palapo malah sudah dijadikan parameter, sebagaimana pengakuan dalam perbincangan di awal tulisan ini.

Pencapaian Adipura akan adalah wujud kebersamaan. Ia bukan hasil jerih payah seseorang, termasuk Mr. Tenri sendiri. Walau begitu, tak dapat dimungkiri perubahan prilaku warga kota tak lepas dari kegigihan pemimpinnya. Dulu langkah-langkah Mr.Tenri soal dalam mengangkat " budaya bersih " sebagai isu sentral banyak mendapat cibiran. Tak jarang suara-suara sumbing, eh, maksudnya suara-suara sumbang, menggaung melalui bisis-bisik. Dan saya yakin Mr. Tenri pun menyadari itu. Tapi itulah, dia pantang menyerah. Ia turun membaur. Ia tidak menciptakan sekat dengan masyarakat sebagaimana budaya pejabat di masa Orde Baru.

Akhirnya, warga kota mulai menyadari pentingnya hidup bersih. Sekarang, di lingkungan Pemkot Palopo sendiri berkembang anekdot: " Ada dua hal yang sudah sukses dilakukan oleh PNS (pegawai negeri sipil). Pertama, adalah sukses bangun pagi, dan kedua sukses bangun praja...." Terlepas dari substansi anekdot tadi, Mr Tenri telah berhasil melakukan perubahan atas kultur PNS di lingkup Pemkot yang malas (tidak semua).

Pencapaian Kota Palopo saat ini memang berawal dari sebuah mimpi.,Mimpi yang dibangun dan ditempatkan dalam mainstream rasionalitas untuk dibumikan. Dan kenyataannya, Mr. Tenri berhasil. Bahwa ia waktu untuk mewujudkan semua mimpinya, itu karena Mr. Tenri memang bukan jin yang cukup dengan "simsalabim".

Ia juga bukan manusia Aladin yang dengan lampu wasiatnya bisa merubah sesuati dari tiada menjadi ada dalam waktu sekejap. Ia adalah manusia biasa tanpa "abrakadabra". Tapi ia punya semangat, yang selain punya mimpi (baca:visi), juga punya kepedulian yang besar untuk mewujudkan mimpinya, terutama menjadikan Palopo sebagai "healthy city".

Healthy City yang saya maksud di sini tentu tidak sesederhana visi Dinas Kesehatan dalam mewujudkan "Palopo Kota Sehat 2008". Walau begitu, pembentukan Forum Kota Sehat di Palopo sudah sangat tepat sebagai langkah awal untuk dijadikan wahana bagi stekeholders dalam memahami apa esensi kota sehat itu sendiri.

Ini bentuk partisipasi masyarakat yang nyata. Kota sehat adalah kota yang segenap warganya bisa hidup layak, terpenuhi kebutuhan dasarnya: Pangan, sandang, papan (permukiman), pekerjaan, pendidikan, dan kesehatan dasar. Kota yang pertumbuhan ekonominya mampu menyerap tenaga kerja yang ada, menyediakan ruang publik: Taman-taman kota, pedestrian, museum, dan sebagainya yang memadai bagi warga.

Tak hanya itu. Menurut Sudirman HN, pemerhati masalah perkotaan dan kesehatan, dalam tulisannya di buku "Politik Kota dan Hak Warga Kota" (Penerbit Buku Kompas, Jakarta, Maret 2006), kota yang lalu lintasnya teratur dan angka kriminalitas bisa ditekan serendah mungkin. Kota yang tidak banjir setiap tahun di musim hujan, yang tidak kekurangan air di musim kemarau. Kota yang permukiman kumuhnya terus berkurang digantikan permukiman yang sehat; permukiman yang higiene dan sanitasinya memadai. Kota yang tidak setiap tahun dlanda wabah deman berdarah dengue (DBD).

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, (1992) merumuskan konsep kota sehat sebagai: The healthy city project is rooted in a concept of what city is and a vision of what healthy city can become. A city wiewed as complex organism that is living, breathing, growing and constantly changing. A healthy city is one that improve its environment adn expands its resources so that people can support each other in achieving their highest potential.

Kota sehat diibaratkan organisme hidup yang kompleks, bernapas, bertumbuh, dan terus menerus berubah. Kota yang terus mengembangkan sumber dayanya sehingga warganya dapat saling mendukung dan memaksimalkan potensinya. Sekarang, mimpi ini sedang dirajut. Dan warga sepatutnya memberi ruang dan waktu bagi Mr. Tenri untuk bekerja, bersama-sama, Karena mimpi Healthy City ini bukan hanya mimpi Mr. Tenri secara tunggal, tapi mimpi kolektif segenap warga Kota Palopo.

Semoga semangat Adipura ini dapat melecut asa kolektif masyarakat untuk bangkit menuju pencapaian. ( Palopo Pos, Senin 26 Februari 2007)



By: rohman fauzi

1 komentar:

  1. emang tugasnya jadi wartawan ....
    bukannya tugas posting artikel

    BalasHapus